Cara Mengembangkan Proyek Properti Tanpa Bank

Cara Mengembangkan Proyek Properti Tanpa Bank

Cara Mengembangkan Proyek Properti Tanpa Bank – Salah satu yang kerap ditanyakan oleh para pebisnis properti yang masih pemula adalah mengenai, apakah mungkin membangun bisnis properti tanpa menggunakan pinjaman modal bank.

Pertanyaan ini sangat wajar muncul, pasalnya memang bisnis properti selalu identik dengan modal yang banyak.

Sehingga terlihat mustahil saat melakukan bisnis properti tapi tak memakai pinjaman modal kecuali Anda memang seorang miliuner.

Jika Anda developer kaya maka tentunya Anda sudah  memiliki lahan sehingga tak perlu beli lagi.

Pun kalau Anda beli, tinggal beli dengan bayar secara kontan memakai uang sendiri ataupun uang dari investor.

Tak perlu Anda memakai modal pinjaman bank.

Namun tenang saja. Jika Anda bukan orang kaya masih ada strategi untuk membuat bisnis properti benar-benar tanpa perlu pinjaman bank yang bisa dilakukan.

Tentunya dengan stategi tertentu.

Berikut ini sejumlah strategi yang bisa Anda coba:

1. Pembelian lahan bertahap

Jika tak punya uang seharga tanah yang ingin Anda beli Anda bisa menawarkan pembayaran dilakukan secara bertahap kepada pemilik lahan.

Jika melakukan ini, cara yang diperlukan hanyalah membayar uang muka kepada pemilik lahan.

Uang muka tersebut bisa 10, 20 persen atau berapapun tergantung dari bagaimana negosiasi Anda dengan pemilik lahan.

Memakai strategi ini akan meringankan Anda karena Anda dapat membayarnya saat proyek sudah mulai terjual.

2. Kerjasama lahan

Anda juga bisa memberikan tawaran kerjasama lahan.

Jika menggunakan strategi ini Anda tidak memerlukan bantuan dari pihak bank.

Yang diperlukan jika ingin menggunakan strategi kerjasama lahan adalah membayar uang muka tanah kepada pemilik lahan. Sisanya pembayaran dapat dilakukan secara bertahap beriringan pula dengan pembayaran keuntungan proyek dengan pemilik lahan.

3. Penjualan unit dengan cara tunai pada rumah yang belum dibangun

Konsumen melakukan pembayaran tunai pada unit yang belum dibangun adalah harapan setiap developer.

Jika dibayar tunai tentunya Anda tak perlu lagi bantuan dari pihak bank maupun uang sendiri karena uang dari konsumen bisa digunakan untuk membangun.

 

Baca Juga: 20 Strategi Bisnis Properti yang Harus Anda Ketahui

 

Karena itulah ada baiknya Anda memberikan diskon spesial bagi konsumen yang melakukan pembayaran tunai.

Untuk dapat memberikan diskon tentunya Anda harus pintar-pintar terkait urusan menentukan strategi harga bagi seluruh proyek Anda.

4. Penjualan bertahap

Meski demikian jika si konsumen enggan membayar tunai baik karena alasan tak punya uang maupun alasan yang lain, maka Anda dapat menggunakan strategi pembayaran bertahap.

Akan tetapi, jadwal bagi besarnya pembayaran bertahap harus diperhitungkan dengan baik disesuaikan dengan kemampuan Anda membangun.

Pasalnya jika tidak diimbangi dengan hal itu maka Anda bisa rugi.

Salah satu strategi yang bisa dipakai agar tidak memberatkan cashflow proyek adalah sebaiknya jangka waktu pembayaran bertahap jaraknya tidak terlalu lama. Maksimal paling tidak sekitar 2 tahun saja.

Sehingga developer dapat cepat membangun rumah dari uang cicilan konsumen.

Sebagai contoh jika ada konsumen sepakat untuk membeli rumah tipe 54/90 di Tangerang Selatan, Provinsi Banten seharga 700.000.000 rupiah maka mintalah melakukan pembayaran secara bertahap tanpa bunga selama 24 bulan .

Sehingga angsuran konsumen adalah 29.166.666 per bulan. Perhitungan tersebut jika dibulatkan menjadi 30 juta perbulan.

Adapun akad kredit berupa akta notaris Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) antara konsumen dan developer.

Usai PPJB ditandatangani developer bisa segera membangun unit hingga selesai jika developer memiliki uang untuk membangun.

Karena itulah fungsi dari tenor pembayaran bertahap yang jangka waktunya tidak lama dan angsuran konsumen cukup besar.

Cara Mengembangkan Proyek Properti Tanpa Bank

Harapannya tentu saja, angsuran konsumen selama 4 bulan sudah cukup dipakai untuk membangun.

Misal lagi cicilan 30 juta per bulan maka pada tahun ke 4 uang yang terkumpul adalah sebesar 120 juta yang bisa dipakai untuk membangun.

Pada bulan ke 5 uang konsumen maka sudah mencapai 150 juta yang sejalan dengan progres dari pembangunan.

Pada bulan ke enam pun uang 180 juta sudah cukup untuk menyelesaikan pembangunan.

Tentunya jika itu adalah ukuran rumah sebesar 54 x 54 yang per meter perseginya sekitar 3 juta, atau jika ditotal adalah sebesar 162 juta.

Pastikan Anda memenuhi tenggat janji Anda kepada konsumen agar mereka tidak kecewa. Lebih baik lagi jika Anda mampu memenuhi waktu serah terima sebelum  tenggat waktu yang disepakati.

 

Baca Juga: 10+1 Cara Memasarkan Properti yang Pasti Berhasil!

 

5. Penjualan sistem KPR

Strategi bisnis properti tanpa utang bank selanjutnya yang bisa Anda coba adalah dengan pembelian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ke developer.

Untuk penerapan strategi ini besarnya uang muka dan jangka waktu cicilan silahkan diatur sebaik mungkin dengan melihat bagaiamana kesanggupan Anda menjalankan proyek.

Serta bagaimana konsumen sanggup menyediakan uang muka dan membayar cicilan.

Perlu dipahami strategi mencicil ini beda dengan membayar bertahap pada developer.

Pembayaran bertahap ke developer jangka waktu tak terlalu lama maksimal 24 bulan dan besaran pembayaran diperhitungkan dari harga rumah langsung dibagi dengan jumlah tahapan, tanpa bunga.

Sedangkan untuk strategi KPR ke developer konsumen harus membayar uang muka beserta jangka waktu cicilan yang lebih panjang bisa 5 tahun, 10 tahun atau berapapun jangka waktu yang disanggupi konsumen dan Anda.

Pola pembayaran ini mirip dengan model pembelian KPR dari bank. Akan tetapi yang berfungsi sebagai bank adalah si developer sendiri.

Sisi positifnya Anda bisa menerapkan pembayaran tanpa bunga karena Andalah yang menjadi pihak bank nya sehingga bebas menentukan segala sesuatunya.

Perhitungan besaran cicilan bisa diperhitungkan dengan cara jumlah sisa hutang konsumen dibagi langsung dengan tenor pembayaran.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.